Minggu, 09 Januari 2011

EVAKUASI SIRAHAN

Kondisi sebuah rumah setelah banjir lahar dingin kali putih
Minggu 9 Januari 2011, skitar pukul 16.00 saya bersama mas Frans berangkat ke klakah untuk mengantarkan tenda guna pengamatan pos pertama kali Apu bersama 3 teman dari Jalin Merapi 6. Di perjalanan kami sudah melihat kepala banjir sudah sampai di sana, serta curah hujan pun cukup deras. Kami sudah berfirasat pasti di bawah akan terjadi banjir lahar dingin. Setelah beberapa saat kami memantau lewat HT ternyata debit air di semua aliran sungai mengalami peningkatan. Kami pun memutuskan untuk merapat ke daerah jumoyo. Baru kami berjalan 500m jalan sudah di tutup karena ada aliran air yang cukup deras dan di takuti dapat membanjiri rumah warga. Kami pun harus bersabar sekalian membantu mereka.
Selain itu jembatan tlatar tidak boleh di lalui karena air sudah melompati jembatan tersebut, Dan saya pun turun dari mobil untuk mengecek situasi jembatan. Ketika saya menoleh kebelakang saya melihat mobil yang di kendarai mas Frans sudah melaju dengan kencang, otomatis saya langsung berlari dengan kencang. Dan akhirnya kami pun merapat di posko induk Kompag Merapi di Talun.

 Belum sempat istirahat kami pun diperintahkan untuk membantu  proses evakuasi di daerah sirahan dan salakan. Tanpa banyak kata kami pun langsung meluncur ke TKP, namun kami mampir dulu di posko Jalin Merapi 6 untuk mengambil peralatan seadanya, lalu kami pun langsung berangkat ke daerah Sirahan. Sesampainya di sana kami bertemu dengan Pak Wajan, beliau mengatakan bahwa belum ada tim SAR yang menelusuri daerah tersebut dan masih ada 2 warga yang terjebak di dalam. Tanpa pikir panjang saya pun mengambil tali dan segera masuk ke kubangan kali putih. Disana saya melihat ada seorang ibu-ibu yang sedang minta bantuan dan langsung kami evakuasi, dia mengatakan ada seorang bapak yang berada di dekat mobil dan tidak mau di evakuasi. Saya pun menuju kelokasi bapak tersebut, ternyata bapak tersebut sedang berlindung di atas mobil dan kakinya patah. Saya pun bertanya ke bapak tersebut apakah dia mau di evakuasi, dan dia pun minta diantar ke kamarnya untuk menyelamatkan berkas-berkas dan surat-surat berharga. Sesampainya di kamarnya saya melihat sebuah springbad sudah terapung dan ada sebuah tv di atas meja, namun bapak tersebut tetap tidak mau di evakuasi. Ya sudah sayapun tidak dapat memaksakan dan sayapun melapor ke Pak Wajan.

  Pak Wajan pun mengatakan bahwa kalo bapak tersebut mau di evakuasi ya sudah kita tidak dapat memaksakan, karena di sini kita hanya menolong. Namun tak lama kemudian Pak Gepeng dari JME masuk kedalam dengan berbagai negosiasi akhirnya beliau mampu membujuk bapak tersebut untuk di evakuasi. Setelah itu kami pun memutuskan untuk melakukan penyisiran ke daerah lainnya, namun begitu kami baru mau masuk kedalam kubangan itu lagi air sudah semakin tinggi sehingga beberapa rekan tidak berani masuk kedalam. Sayapun teringat kalau saya membawa parang dan saya melihat banyak pohon pisang di sekitar daerah tersebut. Saya pun berlari menuju mobil dan mengambil parang untuk membuat rakit dari pohon pisang. Salah satu teman dari Jalin Merapi 6 mengatakan akhirnya parangmu berguna juga, padahal waktu di klakah tadi mereka menanyakan buat apa bawa-bawa parang segala.

 Setelah rakit selesai kamipun memulai proses evakuasi ke daerah berikutnya. namun pada saat proses evakuasi saya terpisah dengan teman-teman dari Jalin Merapi, karena saya terlalu cepat jalan dan terlalu gila menurut mereka. Setelah beberapa saat teman-teman dari Jalin Merapi dapat mengevakuasi jenazah seorang simbah-simbah yang meninggal akibat terjerat jarik. Tak lama kemudian tim SAR Kab Magelang datang dan saya pun mengantarkan mereka menuju ke lokasi yang banyak warganya. Namun pada saat proses evakuasi saya mendengar dari HT mas AlfaRomeo atau Mas Frans memanggil saya. Dan sayapun segera merapat ke tempat mas Frans, dan kami pun segera pulang untuk mengkondisikan badan. Di perjalanan kami melihat IOF baru datang. (ucil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar